Hanya Angan

Terlalu memaksakan mimpi yang sulit untuk diraih memang hanya akan menyiksa diri. Realistislah.. Jangan juga jadi panjang angan2. Karena panjang angan2 sesungguhnya dapat melemahkan iman. Dan bicara soal angan2, aku teringat sebuah buku berjudul Pelembut Hati karangan Muhammad Ahmad ar-Rasyid. Aku kutip dua paragraf dalam bab 7 tentang ‘membatasi angan2’ yang menurutku cukup menarik. Berikut isinya:

“Angan-angan yang terlihat cerah. Setiap kali angan2 ini memancarkan kilauannya, tampak cerah di matanya apa yang disebut harta, wanita yang cantik, gedung2, pangkat yang tinggi dan gelar2 kesarjanaan. Sehingga membuatnya lupa mengarahkan pandangannya yang bebas itu kepada tuntutan dakwahnya. Ia memalingkan pandangan matanya dari negeri Palestina yang dirusak oleh orang2 Yahudi. Hidungnya tidak lagi mau mencium bau daging para da’i yang terbakar di Somalia, dan tidak pula bangkai orang2 Turki yang bergeletakan di bawah tembok sebuah kampung di pulau Siprus. Telinganya tidak mau mendengar suara derap langkah pasukan India di Bangladesh. Akan tetapi, seandainya dia mau melihat mata hatinya, niscaya dia mengetahui, bahwa angan2nya yang terang itu tiada lain diliputi kabut yang hitam lagi pekat. Ia akan tersesat di balik kabut yang gelap itu jika dalam langkahnya tidak mengikuti jalan keluar yang ditunjukkan oleh ketakwaan.”

Astaghfirullah,,
hidup adalah kumpulan pilihan dan setiap pilihan punya konsekuensi masing2. Ada kelebihan, ada kekurangan. Jadi tak perlu membenturkan idealisme dengan realitas.. Semua sudah digariskan. Dan Allah sebaik2 Pembuat Rencana.

#Ya Allah, jauhkan kami dari perasaan cinta dunia dan takut mati..

11 responses

  1. akuai said: Jadi ikut bingung neh,,

    seriusan i..sampe akhirnya baca balesan komen nt tadi, aku berpikir kalo baru aja komen di blog farah,aneh ya..bener-bener gangguan proses pikir gw..

Leave a reply to akuai Cancel reply