Hujan ingatkan aku tentang satu rindu..
Di masa yang lalu..
Saat mimpi masih indah bersamamu..
Terbayang satu wajah..
Penuh cinta, penuh kasih..
Terbayang satu wajah..
Penuh dengan kehangatan..
Tak hanya hujan yang mengingatkanku tentang dirinya. Setiap sudut rumah dan isinya, tatapan mata ayah, ibu2 yang sering ku temui di jalan, cerita2 sahabat, ramadhan yang kan tiba sebentar lagi, dan sejuta kenanganku dengan atau tanpanya, semua mengingatkanku tentangnya. Dan akhir2 ini kerinduan itu sulit ku bendung. Membuatku mudah mengalirkan air mata, pada moment yang ga tepat, di jalan, di saat sosjam, di dalam angkot, di depan tv.. Huh! Menangis itu melelahkan.. Apalagi saat disadari bahwa yang pergi takkan mungkin kembali.
Kemarin aku berkunjung ke tempat istirahatnya. Mungkin kerinduan ini belum lengkap jika belum melihat kembali makamnya. Kepergiannya memang memberikan banyak pelajaran dan pengingatan kepadaku. Dan pelajaran terbesar yang ku dapat adalah tentang arti kehilangan. Menurutku, kematian orang2 yang dicintai adalah kehilangan terbesar dalam hidup. Awalnya memang aku merasa takut kehilangan. Hingga akhirnya aku harus merelakannya pergi meninggalkanku untuk selamanya. Dari kejadian itu aku sadar bahwa kematian itu begitu dekat. Sudahkah kita siap tidur beralaskan tanah? Berselimut kafan? Dikelilingi serangga2 kecil yang tak layak untuk dijadikan teman? Sungguh, episode kematian itu akan menghampiri kita. Mungkin bukan sekarang, tapi itu pasti akan terjadi.
Kehilangan adalah keniscayaan. Ga ada sesuatupun di dunia ini yang sepenuhnya kita miliki. Semua hanyalah titipan. Dan kehilangan besar membuatku lebih siap ketika kehilangan2 kecil datang, seperti kehilangan flashdisc atau handphone. Dan buat kamu yang belum merasakan kehilangan besar itu, belajarlah dari kehilangan2 kecil. Sungguh, rencana Allah selalu indah. Yakinlah bahwa kita akan mendapatkan yang terbaik darinya.
Ayah,,dengarkan,,betapa sesungguhnya ku mencintaimu,,,,((Rabb,,meski nanti dalam walimah tanpa ayah, tapi aku yakin ayah menyaksikan nya dari syurga sana,, 😦 sedih))
Jangan sedih donk mba fara..Ga bermaksud membuatmu dan yglain sedih loh..Hmm,, tapi inilah realitanya!SEMANGKA!
enggak, memang semalam aku jg habis mengenang ayah, meski tak sempat melihatku tumbuh mejadi gadis dewasa, tp aku yakin beliau merasakan kebahagaian yg hendak aku rasa dan jalankan, makanya ketika baca ini, aku jg langsung menitikkan air mata, meski nanti tak di serahkan langsung dari ayahku, tp aku yakin ayahku di sana dalam bahaagia, makasih postingannya sudah mengingatiku
Ya, semoga mengenang mereka bukan membuat kita jadi lemah, tapi menguatkan langkah hidup kita ke depannya..Jadi, kapan undangannya disebar mba? Hehe..
Masih cukup banyak waktu ko buat kamu hunting kado spesialnya,,he,he,,ngarep bgt ya kesannya??,,he,,he,,wait n see sja menunggu itu jauh lbh mendebarkan bukan??
Ahahaha.. sepakat!
Gw jga ngrasa hal yg sama. Lg kangen bgd, suka nangis dsembarang tempat. Hiks,
Kita berdoa aja de’.. dan terus berusaha mewujudkan 6 kata cinta mama..
gw jadi inget waktu kita ta’ziyah kerumah nt dan nt senyum-senyum i, tentang pembicaraan mania kita beberapa hari sesudahnya..hm..kadang sakit itu datengnya belakangan emang, soalnya secara fisiologisr angsang nyeri jalannya lambat, makanya kalo gw abis jatoh dari motor gw masi bisa bawa tu motor sampe rumah, tapi ga jamin malemnya atau besoknya keadaan gw baik-baik saja (ga ada hubungannya sih, hehe)nangis emang cape sih, tapi Rosul juga nangis karena kesedihan dan kematian ko, asal jangan berlebihan dan seperti kebiasaan orang jahiliyah aja..dan..harus bisa mencambuk diri kita untuk lebih baik lagi..duh, afwan i, gw jadi kaya nenek-nenek lagi
Gapapa kok kalo lo ngrasa kaya nenek2..gw ikut aja..hehe..*hore..aku bukan mania!
hiks…
iye, lo ga mania, gw yang lama-lama depresi, komen panjang-panjang yang disoroti cuma bagian nenek-neneknya mulu, gw ga komen-komen lagi ah..*mode: nenek mutung*
ehehehe,,gomen ne*artinya maaph yaa nek!
dimas lebay ah nangisnya..pake bawa2 monyet segala,,apa itu wujudmu yang asli nak?hehe..piss ah..
ketika membaca ini,, aku berusaha untuk menahan air mata biar gak jatuh..hiks.. hiks.. walaupun di pelupuk mata ini sudah terasa hangat dan basah..jzk ya kak atas pengingatannya..
hmmm,,ni tulisan lebay ga c??afwan yaa kalo pembawaannya kurang pas..
jadi berpikir aja kak..kalo aku tiba2 menghadapi kehilangan seperti itu gimana..apakah aku akan nangis?!apakah aku akan menyesali semua yg tlah terjadi?!apakah aku hanya akan diam?!duh,, banyak banget nih yg harus di perbaiki..
makanya dipersiapkan ukh,,akupun awalnya ga siap menghadapi semua kenyataan itu..makanya ku bagi ceritaku ini..
siip-lah kak.. insya Allah belajar mempersiapkannya..
Seperti slogan seorang ai, SEMANGKA!
si nenek?? hoohohoho
SEMANGKA!!!