Roda kehidupan
kadang kita di atas
lalu ada kalanya kita di bawah
pun dengan iman
Pagi hari
saat mentari tampak malumalu
menyapaku dari balik pohon jambu
hatiku berbisik, “Kau masih menyimpan sejumput harapan yaa?”
Siang hari
saat Passer montanus dan Pycnonotus aurigaster beradu kicau merdu
aku bertanya kembali,
“Bagaimana jika ini hanya angan-anganku saja?”
Sore hari
saat senja menyambangiku seperti biasanya
lengkap dengan rona jingga dan pesonanya
kuputar memori masa lalu
dan mengumpulkan apa yang bisa kubawa untuk masa depan
Malam nanti
Meski tak pernah tahu siapa yang nantinya akan menemaniku?
hujan nan syahdu kah?
atau langit cerah dengan selaksa bintangnya?
aku akan menghantarkan doa
dalam dekapan bulan yang tak lagi purnama
aku kembali berharap
KepadaNya yang Esa
yang Menguasai roda kehidupanku
Yaa Rabb, aku percaya, Kau akan memberikan yang terbaik bagiku..
***
Kamar Imaji,
15 September 2011 pk. 13.24 wib
dakara, kimi no koto wasurenai yo…
doshita,,,doshita,,,,
so ka…wasure catta
So ka.
catur
dakarashita XD
@ikhwatiislam to pianochenkhimitsu yo 😀
aimisyu.. *lho?=))
wakarimashita :D*jadi kangen nonton dorama
dakara, u should be happy*ngarang
gegara judul jadinya malah ga fokus ke poem-nya yaa? Haha… *postingansalahfokus –a
Jadi kesimpulannya, isinya apa niy? Ttg masa depan ya?
Aamiineh,SMS Diah blum dijawab Ai..
intinya, dalam konsep berharap, ada konsekuensi untuk berusaha meraih apa yang kita harapkan. Jadi sebenarnya kita nggak bisa asal bilang berharap, tapi nggak melakukan apa2. Karena kalo kayak gitu bisa jadi cuma angan2 belaka.Nah, yang perlu diperhatikan juga, kepada siapa kita berharap? Kepada makhluk bisa jadi akan terluka. Pada sesuatu, mungkin nanti akan kecewa. Sudah jelas sebenarnya, bahwa kita hanya boleh berharap pada Allah. Cuma kadang kita ga siap dengan jalan yang harus ditempuh. Kita masih seringkali berpikir bahwa yang terbaik itu hanya yang ada dalam jangkauan pikiran kita aja. Atau belum melibatkan Allah sepenuhnya. Meleburkan harap dan cemas dalam bingkai usaha dan doa. Yayaya, dalam hal ini aku kayaknya masih harus terus belajar.*heh? Tau gitu mending komen ini yang dijadikan jurnal aja. Haha…
@diahkamu yg blum bales atau aku? Smsmu udah kubalas loh.. Ga sampe yaa? Pantes gada balasan lagi.
Ngebalesnyah dah agak malem yaak?Pas ngecek, ada deng balesan dari dirimu. Sepertinyah ada seseorang yg membuka sms itu sbelum diriku membacanyah. You know lah siapa,hehe.
nasib! sms-an sama perempuan yg udah punya suami -_-”
Nah, yang perlu diperhatikan juga, kepada siapa kita berharap? Kepada makhluk bisa jadi akan terluka. Pada sesuatu, mungkin nanti akan kecewa. Sudah jelas sebenarnya, bahwa kita hanya boleh berharap pada Allah. Cuma kadang kita ga siap dengan jalan yang harus ditempuh. Kita masih seringkali berpikir bahwa yang terbaik itu hanya yang ada dalam jangkauan pikiran kita aja. Atau belum melibatkan Allah sepenuhnya. Meleburkan harap dan cemas dalam bingkai usaha dan doa. Yayaya, dalam hal ini aku kayaknya masih harus terus belajar.feel the same
dan Allah sedemikian cepat mengujiku tentang hal ini. Padahal baru ditulis. Hwhwhw….
Tuh Ai..Istikharah ajah.. Jangan menjadikan hal kecil menjadi besar :D.
komenmu di…. Ckckck
tuhan dulu pernahaku menagih simpatikepada manusiayang alfa jua buta*nyanyi
kapan emang nikahnya Ai?
Kapan emang nikahnya, Ai?
menikmati puisimu …
Knapa komennyah? Keren? Biasa itu mah,hehe *kabur takut ditimpuk Ai*.
@jampangjadi kangen nasyid2 lawas…@tantodikdikinsyaAllah setelah khitbah nanti ka n_n@hwwbntatomakasih om hen… Akhirnya ada yg ngbahas puisiku. Hiks hiks *lebay@luvummikomenmu, di… (repost)
emm..
bagaimana? 😀
Alhamdulillah…semakin bijak adik….Semangat ya….Sungguh..tulisanmu membuat haru…..SemangKA…….
aku juga percaya ^_^