Shubuh ini, saat jalanan depan rumahku masih teramat sepi untuk dilewati -yang sebenarnya kuharapkan ada satu dua bapakbapak atau pemuda yang melangkah gagah menuju masjid atau mushola terdekat, merapatkan shafshaf mereka, menggapai shalat shubuh berjamaah- aku kembali diajak berpikir. Tentang arti hidup ini. Tujuan yang hendak dicapai. Serta apa saja usaha yang harus kulakukan untuk menggapai mimpi-mimpiku.
Bersama tarian jemari yang merangkai satu demi satu huruf menjadi kata, aku ingin meyakinkan lagi diriku untuk tetap tegak berpijak meski badai datang membawa angin kencang. Aku harus berjuang mengumpulkan keberanian untuk menghadapi setiap benang-benang kusut dan mengurainya pelan-pelan, satu-satu.
Wal Fajr!
Kuatkanlah tekadmu.. Tingkatkanlah keimananmu!
Allah menunggu rengekan hamba-Nya yang meminta ampun dan harapan..
Allah akan mengulurkan pertolonganNya bagi siapa saja yang memohon dalam doa-doa khusyuknya.
Allah bersamamu, bersamaku, menyertai kita selalu.
Cukuplah Allah.. Cukuplah hanya kepada Allah kau berharap
Untuk kehidupan yang lebih baik. Untuk penjagaan yang tak henti.

Laa hawla wa laa quwwata illa billah..
Laa hawla wa laa quwwata illa billah..
***
di balik 3 Jendela,
11 Februari 2012 pk. 04.50 wib
dan terima kasih untukmu, duhai, lelaki shubuh…
sumber gambar: sketsadalamsunyi
*terpanggil… hahaha