cerpen tanpa dialog

Sesungguhnya, hati manusia itu berkarat seperti berkaratnya besi. Sahabat2 bertanya, “apakah pengilapnya wahai Rasulullah?” Rasulullah menerangkan, “membaca alquran dan mengingati maut/mati” (HR al Baihaqi)

tes..
Airmata Zahwa tiba2 jatuh. Hal pertama yang terlintas di pikirannya saat membaca hadits itu adalah sosok lembut yang biasa ia panggil ibu. Dua point penting dalam hadits itu, membaca alquran dan mengingat kematian, telah mengingatkan Zahwa pada ibunya.

Dulu, di buku catatan kecilnya yang masih kosong, sang ibu pernah menulis biodata Zahwa di halaman depan buku tersebut.

Nama: Zahwa az-Zahra
Usia: 18 tahun
Alamat: Jl. Anggrek Raya No. 22
Hobi: Membaca alquran dan makan rujak

Zahwa tak lantas marah karena aksi ibunya kali ini. Biasanya, buku catatan Zahwa sering digunakan sang ibu untuk menulis resep2 yang didapat sehabis menonton acara masak. Namun, saat itu Zahwa justru terharu. Ia menyadari bahwa ibunya sangat perhatian padanya. Bahkan sang ibu tahu bahwa anaknya suka sekali makan rujak. Ibunya pun tahu bahwa sang anak belum bisa tidur sebelum menamatkan membaca alquran sesuai targetan hariannya. Maka, ibunya menganggap bahwa membaca alquran adalah hobi. Padahal, itu adalah kewajiban bagi setiap muslim.

Dari sosok ibu jualah, Zahwa belajar tentang kematian. Ia harus menerima kenyataan bahwa sang ibu harus pergi mendahuluinya. Tak ada lagi kejutan berupa rujak/asinan di dalam kulkas saat ia pulang ke rumah. Buku catatannya pun bersih dari corat coret resep ibunya. Mengingat ibunya berarti mengingat kematian. Satu fase hidup yang nantinya juga akan ia hadapi. Ya, karena setiap yang bernyawa pasti akan kembali pada Rabb Yang Maha Kuasa.

Dan kini..