Hmm.. Aku sulit memulai dari mana. Sungguh, jika setiap detik yang ku lewatkan melahirkan sebutir hikmah, maka tangan ini takkan cukup menuliskan segalanya. Begitu banyak hikmah yang ku dapat hari ini. Sejak pagi hingga bergantinya hari ini.
Pagi hari aku belajar bahwa komunikasi penting adanya. Komunikasi yang tidak lancar hanya akan menimbulkan su’udzon dari orang lain kepada kita. Dan aku sudah mendapat sebuah tamparan karena kesalahanku itu. Kalimat “andai dia tahu” harusnya berubah menjadi “harusnya dia ku beritahu”.
Siang hari, seorang saudari datang berkunjung ke rumah. Mengingatkanku akan arti penting ukhuwah. Juga menyadarkanku akan kerasnya hati ini. Kedengkianku pada sosok itu. Dan sifat iblis itulah yang melunturkan amalan2ku.
Sore itu, bertemu saudari2ku yang hebat. Melihat mereka membuatku malu. Sosok ini hanya sibuk memikirkan diri sendiri. Lihatlah mereka, tak sedikitpun terpancar raut kelelahan di wajahnya. Mereka senang memperbincangkan problematika bangsa. Walau harus merelakan otak yang pusing memikirkannya. Tak tahan pula diri ini ketika ayat2 suci alquran ditadabburi. Kadang gemetar, merasa tertampar, tersudut, dan ingin menangis mengingat kematian.
Malam hari, menemani ayah bercerita tentang harapan2nya padaku. Sebuah momen yang akhir2 ini ku tinggalkan. Inilah haknya dan kewajibanku. Oh, membuatku ingin sekali segera mewujudkan harapannya. Dan di saat itu pula aku mengingat mama. Ya Rabb, bagaimana kabarnya? Diri ini masih jauh dari kata sholehah.
Dan buku La Tahzan selalu bisa menahan aliran airmataku, seperti rangkaian kata2 berikut:
Jangan bersedih! Kalau memang Anda tak sengaja telah berbuat dosa, cepatlah bertobat; kalau Anda telah melakukan kejahatan, mintalah ampunanNya; dan kalau Anda telah melakukan satu kesalahan, perbaikilah kesalahan itu. Bagaimanapun, rahmat dan kasih sayang Allah itu tak terhingga luasnya, pintu ampunanNya selalu terbuka dan ampunanNya senantiasa melimpah ruah.
Saudara/iku, hari ini dan hari2 sebelumnya aku telah menorehkan tinta hitam kesalahan. Setulus hati ku ucapkan maaf. Moga diri ini bisa menjalani hari esok dengan lebih baik. Semoga Allah membalas kebaikan kalian.
Akuai/140209/hikmah
Amin ya rabbal’alamin… Maapin diriku jg yey ai buat smua khilaf n sale2 kate yg sdh n blm terjd… *hug* 🙂
la tahzan..
setiap kejadian..setiap harinya selalu ada hikmah yang tersimpan…dan orang-orang yg mengambil pelajaran adalah org yg beruntung, selamat meniti hikmah:)…
* meresapi dalam2 pesan di paragraf ke-6 *
berpikir….resapi….lakukan!syukron ai, tulisan ini juga mengingatkan betapa tidak sempurnanya aku…
wah, subhanallah, adaaa aja cara Allah mengingatkanku, salah satunya lewat tulisan Kak Ai…
Ai…….:)
ada apa gerangan wahai saudariku yang disayang Allah??kenapa langit kelabu itu tak kunjung pergi, tidakkah kau tiupkan angin agar ia menyingkir…kenape i??tilipun2 aje kalo butuh temen cerita…okeh!!
Hmm.. Wasiat yah
ai..TFS yaa…pencerahan bwt diriku yg lemah ini…
sama, buku ini slalu memberikan konsep2 berpikir yg ‘segar’..terutama khusnuzhan pada Sang Pembimbing Jiwa.. Allah azza wa jalla
Ga nyangka nt suka juga! Bbrp temen ane aja kadang ga ngerti jalan pikiran Al Qarni.. Padahal dia membawakannya dgn sgt apik..
mungkin tiap orng beda selera..kayak makan ice cream aja, ada yg cenderung suka rasa strawberry, ada juga yg lebih suka coklat atau vanillaLa tahzan slalu enak dibaca kl lagi suntuk, dan putus asa..
Oia, satu tips juga kalo mau baca la tahzan: jangan terburu2 bacanya, jangan menargetkan buku itu habis dibaca dalam waktu singkat. Sy aja blum tamat baca buku itu..
yups, betul kl baca buku ini g bisa runut.. baca acak lbh asik..dari kls 3 smpe sekarang blm pernah tamat..
Hoho.. Kalo ane beda Ghi.. Bacanya runut. Jadi pembatasnya jelas. Tapi hebatnya, buku itu bisa menyesuaikan dengan emosi pembacanya. Pokoknya ngrasa pas aja kalo baca itu..
mungkin bukan bukunya yg menyesuaikan emosi pembaca,tapi pembacanya yg secara sadar atau tidak. memilih membaca buku ini ketika saat2 tertentu